Selasa, 26 Juli 2011

TES TIROID

Ada 5 tipe disfungsi tiroid yang sering dipakai oleh klinisi :
1. hipertiroid (tirotoksikosis)  kelebihan h.tiroid
2. hipotiorid (myxedema)  kekurangan h.tiroid
3. goiter  pembesaran gld.tiroid yg difus
4. nodul tiroid  pembesaran fokal gld. Tiroid  neoplasma jinak/ganas
5. fgs abnormal tiroid  clinically euthyroid patient.

Efek metabolik hormon tiroid :
1. kalorigenik
2. termoregulasi
3. Mengatur metab. Protein, karbohidrat dan lipid
4. mengatur metab. Vit A
5. Berperan penting dalam pertumbuhan syaraf otak dan sintesis hormon gonadotropin, hormon pertumbuhan dan reseptor adregenik.

Pengaturan faal tiroid
Untuk menjamin kebutuhan jaringan terhadap homon tiroid selalu stabil, maka kelenjar tiroid mempunyai 2 mekanisme pengaturan atau regulasi faal tiroid yaitu autoregulasi dan regulasi ekstra tiroid
Autoregulasi adalah kemampuan kelenjar tiroid meregulasi hormonnya dengan bahan baku iodium dari makanan. Regulasi ekstra tiroid diatur oleh kelenjar hipofisis yaitu Thyroid Stimulating Hormon (TSH) yang mengaktifkan semua tahap sintesis hormon dalam kelenjar tiroid, mulai dari trapping sampai hidrolisis dan pelepasan T3 dan T4 ke dalam sirkulasi .
Proses sintesis dan sekresi kelenjar tiroid diatur dan dikontrol secara langsung oleh TSH yaitu melalui mekanisme umpan balik dan secara tidak langsung pada tingkat hipotalamus yang dipengaruhi oleh Thyroid Releasing Hormon (TRH). Hormon T3 dan T4 yang bebas dalam plasma bila meningkat akan memberi efek umpan balik kepada hipofisis untuk mengurangi sekresi TSH, sedang T3 saja dapat pula memberi efek pada hipotalamus untuk mengurangi sekresi TRH .

Kadar homon bebas yang tinggi akan menekan sekresi TSH oleh kelenjar hopofisis, sehingga poduksi T3 dan T4 menurun. Sebaliknya apabila hormon tiroid bebas dalam plasma menurun, maka akan memberi rangsangan ke hipofisis untuk mengeluarkan TSH lebih besar sehingga akan meningkatkan produksi T3 dan T4 .

Bila hormon tiroid tidak cukup menyediakan tiroksin, maka TSH memacunya dengan berlebihan sebagai umpan balik. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjar tiroid akibat hiperplasia sehingga timbul nodul tiroid .


TES TIROID

Tes tiroid terdiri atas :
A. Tes untuk mengukur aktivitas/fungsi tiroid terdiri dari :
• Tiroksin serum (T4)
• Tri-iodotironin serum (T3)
• Kadar T4 bebas (FT4)
• Kadar T3 bebas (FT3)
• Indeks T4 bebas (FT4I)
• Tes TSH
• Tes TRH.
B. Tes untuk menunjukkan penyebab gangguan fungsi tiroid :
Tes Antibodi antitiroid
• Antibodi Tiroglobulin (anti Tg)
• Antibodi tiroid peroksidase (anti TPO) /Antibodi mikrosomal
• Thyroid Stimulating Antibodies (TSAb)



C. Tes untuk monitoring terapi :
• Tiroksin serum (T4)
• Tri-iodotironin serum (T3)
• Tes FT4
• Tes FT3
• Tes TSH

TES FUNGSI TIROID

Tes fungsi tiroid bertujuan untuk membantu menentukan status tiroid. Tes T4 digunakan untuk menentukan suatu hipotiroidisme atau hipertiroidisme, menentukan maintenance dose tiroid pada hipotiroidisme dan memonitor hasil pengobatan antitiroid pada hipertiroidisme. Tes T3 digunakan untuk mendiagnosis hipertiroidisme dengan kadar T4 normal .
TSHs (Thyroid Stimulating Hormon sensitive) adalah tes TSH generasi ke tiga yang dapat mendeteksi TSH pada kadar yang sangat rendah sehingga dapat digunakan sebagai pemeriksaan tunggal dalam menentukan status tiroid dan dilanjutkan dengan tes FT4 hanya bila dijumpai TSHs yang abnormal. FT4 lebih sensitif daripada FT3 dan lebih banyak digunakan untuk konfirmasi hipotiroidisme setelah dilakukan tes TSHs .

Tes Thyroid Releasing Hormone (TRH) digunakan untuk mengukur respons hipofisis terhadap rangsangan TRH, yaitu dengan menentukan kadar TSH serum sebelum dan sesudah pemberian TRH eksogen. Pada hipertiroidisme klinis atau subklinis tidak tampak peningkatan TSH setelah pemberian TRH. Sebaliknya bila pasien eutiroid atau sumbu hipotalamus-hipofisis masih intak, maka hipofisis akan memberikan respons yang adekuat terhadap rangsangan TRH. Tes TRH yang normal menyingkirkan diagnosis hipertiroidisme .

Tes TRH hanya dilakukan pada pasien yang dicurigai hipertiroidisme sedangkan kadar FT4 dan FT3 masih normal atau untuk mengevaluasi kadar TSH yang rendah atau tidak terdeteksi dengan atau tanpa hiper/hipotiroidisme yang penyebabnya tidak diketahui .

TES UNTUK MENUNJUKKAN PENYEBAB GANGGUAN FUNGSI TIROID

Antibodi Tiroglobulin (Tg) merupakan salah satu protein utama tiroid yang berperan dalam sintesis dan penyimpanan hormon tiroid. Tujuan tes : terutama diperlukan sebagai petanda tumor dalam pengelolaan karsinoma tiroid berdiferensiasi baik (well differentiated thyroid carcinoma). Kadar Tg akan meningkat pada karsinoma tiroid berdiferensiasi baik dan akan kembali menjadi normal setelah tiroidektomi total, kecuali bila ada metastasis. Kadar Tg rendah menunjukkan tidak ada jaringan karsinoma atau metastasis lagi. Kadarnya akan meningkat kembali jika terjadi metastasis setelah terapi .

Pada penyakit Graves ditemukan antibodi yang mmpengaruhi resepor TSH dari sel tiroid dan merangsang produksi hormon tiroid. Antibodi ini disebut thyroid stimulating immunoglobulins (TSI). Selain TSI, ada immunoglobulin yang merangsang pertumbuhan kelenjar tiroid tanpa mempengaruhi produksi hormon. Antibodi ini disebut thyroid growth immunoglobulins (TGI) .

TES UNTUK MONITORING TERAPI

Untuk memonitoring terapi tiroid maka diperlukan tes T4 Total, T3 , FT4, FT3 dan TSH seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Tujuan tes monitoring terapi untuk melihat perkembangan terapi berdasarkan status tiroid.






NILAI RUJUKAN DAN INTERPRETASI

1. TES T4
• Nilai Rujukan :
- Dewasa : 50-113 ng/L (4,5g/dl)
- Wanita hamil, pemberian kontrasepsi oral : meningkat
- Diatas : diatas 16,5 g/dl
- Anak-anak : diatas 15,0 g/dl
- Usila : menurun sesuai penurunan kadar protein plasma
• Interpretasi :
- Meningkat : hipertiroidisme, tiroiditis akut, kahamilan, penyakit hati kronik, penyakit ginjal, diabetes mellitus, neonatus, obat-obatan: heroin, methadone, estrogen.
- Menurun : hipotiroidisme, hipoproteinemia, obat2an seperti androgen, kortikosteroid, antikonvulsan, antitiroid (propiltiouracil) dll.

2. TES T3

• Nilai Rujukan:
Dewasa : 0,8 – 2,0 ng/ml (60-118 ng/dl)
Wanita hamil, pemberian kontrasepsi oral : meningkat
Infant dan anak-anak kadarnya lebih tinggi.
• Interpretasi
- Meningkat : hipertiroidisme, T3 tirotoksikosis, tiroiditis akut, peningkatan TBG, obat-obatan:T3 dengan dosis 25 g/hr atau lebih dan obat T4 300 g/hr atau lebih, dextrothyroxine, kontrasepsi oral
- Menurun : hipotiroidisme (walaupun dalam beberapa kasus kadar T3 normal), starvasi, penurunan TBG, obat-obatan: heparin, iodida, phenylbutazone, propylthiuracil, Lithium, propanolol, reserpin, steroid.

3. TES FT4 (FREE THYROXIN)
• Nilai Rujukan: 10 - 27 pmol/L
• Interpretasi
- Meningkat : pada penyakit Graves dan tirotoksikosis yang disebabkan kelebihan produksi T4.
- Menurun : hipertiroidisme primer, hipotiroidisme sekunder, tirotoksikosis karena kelebihan produksi T3.

4. TES FT3 (FREE TRI IODOTIRONIN)
• Nilai Rujukan : 4,4 – 9,3 pmol/L
• Interpretasi :
- Meningkat : pada penyakit Graves dan tirotoksikosis yang disebabkan kelebihan produksi T3.
- Menurun : hipertiroidisme primer, hipotiroidisme sekunder, tirotoksikosis karena kelebihan produksi T3.

5. Tes TSH (THYROID STIMULATING HORMONE)
• Nilai rujukan : 0,4 – 5,5 mIU/l
• Interpretasi :
- Meningkat : hipotiroidisme pimer, tiroiditis (penyakit autoimun Hashimoto), terapi antitiroid pada hipertiroidisme, hipertiroidisme sekunder karena hiperaktifitas kelenjar hipofisis, stress emosional berkepanjangan, obat-obatan misalnya litium karbonat dan iodium potassium.
- Menurun : hipertiroidisme primer, hipofungsi kelenjar hipofisis anterior, obat-obatan misalnya aspirin, kortikosteroid, heparin dan dopamin.

6. TES TSHs (TSH 3rd Generation)
• Nilai rujukan : 0,4 – 5,5 mIU/l
Batas pengukuran : 0,002 – 20 mIU/L
• Interpretasi
- Meningkat : hipotiroidisme pimer, tiroiditis (penyakit autoimun Hashimoto), terapi antitiroid pada hipertiroidisme, hipertiroidisme sekunder karena hiperaktifitas kelenjar hipofisis, stress emosional berkepanjangan, obat-obatan misalnya litium karbonat dan iodium potassium.
- Menurun : hipotiroidisme sekunder, hipertiroidisme primer, hipofungsi kelenjar hipofisis anterior, obat-obatan misalnya aspirin, kortikosteroid, heparin dan dopamin.

7. Antibodi Tiroglobulin
• Nilai rujukan : 3-42 ng/ml
• Interpretasi :
- Meningkat : hipertiroidisme, subakut tiroiditis, kanker tiroid yang tidak diterapi, penyakit Graves, tumor benigna, kista tiroid.
- Menurun : hipotiroidisme neonatal.

8. Antibodi Mikrosomal
• Nilai rujukan : hasil tes negatif
• Interpretasi :
Adanya antibodi mikrosomal menunjukkan penyakit tiroid autoimun, juga dapat ditemukan pada kanker tiroid. Pada penderita dengan pengobatan tiroksin, bila ditemukan antibodi tiroid memberi petunjuk kegagalan fungsi tiroid.

9. TS Ab
• Nilai rujukan: hasil tes negatif
• Interpretasi :
TSAb ditemukan pada 70-80% penderita Graves yang tidak mendapat pengobatan, 15% pada penyakit Hashimoto, 60% pada penderita Graves oftalmik dan pada beberapa penderita kanker tiroid.